Dari Abu Hamzah Anas bin Malik rodhiallohu anhu pelayan Rosululloh sholallahu alaihi wa sallam, dari Nabi sholallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda: Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai bagi saudaranya (sesama muslim) segala sesuatu yang dia cintai bagi dirinya sendiri. (HR. Bukhori dan Muslim)
Hakikat Penafian Iman
Penafian iman mencakup menafikan iman secara keseluruhan atau hanya menafikan
kesempurnaan imannya. Suatu amalan yang menyebabkan pelakunya dinafikan imannya
menunjukkan bahwa amalan tersebut merupakan amal kekafiran atau dosa besar.
Dalam hadits ini penafian iman yang dimaksud adalah penafian atas kesempurnaan
iman.
Mencintai Saudara Muslim Laksana Mencintai Diri
Sendiri
Seorang muslim wajib merasa senang jika saudaranya memiliki agama yang baik. Dia
senang jika saudaranya memiliki aqidah yang benar, tutur kata yang bagus dan
perbuatan yang baik. Sebaliknya dia merasa benci jika keadaan saudaranya
tersebut justru sebaliknya.
Seorang muslim disunahkan untuk senang jika saudaranya mendapatkan
kebaikan-kebaikan duniawi. Dia merasa senang jika saudaranya berharta,
sejahtera, sehat, berkedudukan dan lain-lain dari kenikmatan duniawi, dan dia
tidak senang jika saudaranya miskin, sengsara, dan menderita.
Mendahulukan Kepentingan
Saudara Muslim
Jika dalam urusan dunia, mendahulukan kepentingan saudaranya termaksud perbuatan
yang terpuji dan disunahkan, namun jika dalam urusan akhirat, mendahulukan
saudaranya termasuk perbuatan yang makruh.
Sumber: Ringkasan Syarah Arbain An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh - http://muslim.or.id
Penyusun: Ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam (Staf Pengajar Mahad Ihyaus Sunnah, Tasikmalaya)
.:: back ::.