Dari Ibunda kaum mu�minin, Ummu Abdillah �Aisyah rodhiyallohu �anha, dia berkata: �Rosululloh shollallohu �alaihi wasallam pernah bersabda: �Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.� (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: �Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.�
Kedudukan hadits
Hadits ini sangat agung kedudukannya karena merupakan dasar penolakan terhadap
seluruh bentuk bid�h yang menyelisihi syari�t, baik bid�h dalam aqidah, ibadah,
maupun mu�malah.
Bid�h
Bid�h memiliki 2 tinjauan secara lughah dan secara syar�. Bid�h secara lughah
berarti segala sesuatu yang tidak ada contoh atau tidak ada yang mendahuluinya
pada masanya. Adapun bid�h secara syar� adalah seperti yang didefinisikan oleh
para ulama, yaitu yang memenuhi 3 kriteria sebagai berikut:
1. Dilakukan secara terus menerus.
2. Baru, dalam arti tidak ada contohnya.
3. Menyerupai syari�t baik dari sisi sifatnya atau atsarnya. Dari sisi sifat
maksudnya seperti sifat-sifat syari�t yaitu sudah tertentu waktu, tempat, jenis,
jumlah, dan tata caranya. Dari sisi atsarnya maksudnya diniati untuk mendekatkan
diri kepada Allah dan mencari pahala. Bid�h termasuk jenis Dosa Besar, karena
merupakan amal kemaksiatan namun mengharapkan pahala.
Mashalihul Mursalah
Kalau seseorang tidak benar-benar memahami hakikat bid�h maka dia bisa rancu
dengan sesuatu yang disebut Mashalihul Mursalah. Sepintas, antara bid�h dan
Mashalihul Mursalah ada kemiripan, namun hakikatnya berbeda. Adapun perbedaannya
adalah sebagai berikut :
1. Mashalihul Mursalah terjadi pada perkara duniawi atau pada sarana (wasilah)
demi penjagaan lima maqosid syari�t yaitu agama, jiwa, harta, keturunan, dan
akal. Sementara bid�h terjadi pada ibadah atau ghayah.
2. Mashalihul Mursalah tidak ada tuntutan untuk dikerjakan pada masa Nabi
shallallaahu �laihi wa sallam, adapun bid�h tuntutan untuk dikerjakannya sudah
ada pada masa Nabi shallallaahu �laihi wa sallam.
Sumber: Ringkasan Syarah Arba�in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh - http://muslim.or.id
Penyusun: Ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam (Staf Pengajar Ma�had Ihyaus Sunnah, Tasikmalaya)
.:: back ::.